Selasa, 09 Maret 2010

Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan dan penawaran komoditas gula di Indonesia periode 1980-2009

Sebagai salah satu komoditas penting yang dibutuhkan masyarakat, kestabilan harga merupakan salah satu
hal yang periu mendapat perhatian serius dari pemerintah. Pada periode 1980-1997 (kebijakan monopoli
BULOG/Badan Urusan Logistik), harga gula meningkat stabil. Sedangkan pada periode sesudahnya (1998-
2004), harga guia berfiuktuasi. Meskipun pemerintah melakukan intervensi melaiui kebijakan, namun harga
yang terjadi tetap melalui mekanisme pasar yaitu interaksi permintaan dan penawaran. Secara umum,
permintaan gula tidak dapat dipenuhi seluruhnya dari :produksi gula dalam negeri, sehingga Indonesia harus
mengimpor gula. Permintaan gula secara nasional diperkirakan akan terus meningkat seiring peningkatan
jumlah penduduk, dan konsumsi gula. Sedangkan penawaran gula terdiri dari produksi gula dalam negeri
dan impor guia. Peningkatan produksi gula dalam negeri perk] dilakukan untuk mendukung swasembada
gula di tahun 2007 untuk gula konsumsi rumah tangga, dan tahun 2009 untuk total konsumsi gula. Secara
teoritis harga gula akan ditentukan oleh berbagai faktor yang menentukan perubahan-perubahan terhadap
penawaran dan permintaan gula dalam negeri. Faktor-faktor yang mempengaruhi masing-masing sisi
tersebut menjadi menarik untuk dipelajari, karena selain karakteristik struktur pasar gula di Indonesia
bersifat oligolpoii, pemerintah juga melakukan kebijakan di bidang pergbaaan yang mengalami perubahan
dari tahun ke tahun.
Permintaan gula dipengaruhi oleh jumlah penduduk dan harga gula dalam negeri. Impor gula dipengaruhi
oleh produksi guia dalam negeri, dan kebijakan bea masuk impor gula. Harga gula dalam negeri dipengaruhi
oleh permintaan gula, dan kebijakan harga provenue/dana talangan pembelian gula petani. Penawaran gula
terdiri dari produksi gula dan impor gula. Produksi tebu merupakan perkalian antara luas lahan dengan
produktivitas tebu, dan produksi gula diperoleh dari perkalian antara produksi tebu dan rendemen.
Melalui pengujian ekonometrika, maka dapat disimpulkan bahwa selama periode kebijakan monopoli
BULOG (1980-1997) permintaan gula, impor gula, maupun harga gula dalam negeri mengalami
peningkatan yang cukup stabil, dibandingkan periode setelah monopoli BULOG (1998-2004). Kebijakan
yang dijalankan pemerintah selama tahun 1980-2004 antara lain kebijakan harga provenue/dana talangan
pembelian gula petani, yang merupakan kebijakan penting dalam upaya mengendalikan harga gula dalam
negeri, dimana pemerintah menetapkan "harga dasar" gula di tingkat produsen. Namun pemerintah perlu
menyesuaikan besaran nilai rupiah yang tepat sesuai dengan keadaan Indonesia.
Berdasarkan faktor produksi gula, Program Akselerasi Peningkatan Produksi dan Produktivitas Gula
Nasional yang berdampak positif pada peningkatan hasil tebu dan produktivitas hablur di tahun 2004, tetap
dilanjutkan dengan meningkatkan kerjasama dengan lembaga penelitian terutama untuk mengembangkan
teknologi varietas tebu unggul dan teknologi mesin pabrik.
Sedangkan faktor kebijakan bea masuk impor gula dilakukan utnuk membatasi jumlah impor gula yang
masuk ke Indonesia. Namun, tarif bea masuk impor gula Indonesia masih Iebih rendah dibanding negaranegara
lain. Untuk itu pemerintah perlu mempertimbangkan untuk menaikkan tarif bea masuk impor
tersebut, namun hares secara hati-hati dan didahului dengan kajiab Iebih mendalam dan komprehensif.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar